Kamis, 13 Mei 2010

KATA MUTIARA SAHABAT

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah”

“Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama”

“Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya”

“Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti, diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian”

“Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya”

“Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah”

“Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya”

“Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis”

“Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya”

“Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinnya”

“Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri”

“Dalam masa kejayaan, teman-teman mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman-teman kita. Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping anda??. Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai??”

“Siapa yang ingin bersama anda pada saat tiada satupun yang dapat anda berikan??. Merekalah sahabat-sahabat anda”

“Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan mereka. Karena seorang sahabat bisa lebih dekat dari pada saudara sendiri”

IMPLEMENTASI DATABASE PADA APLIKASI MULTIMEDIA DENGAN MACROMEDIA

Adanya sifat permanen dalam hal konten pada format CD-ROM –sebagai
media distribusi aplikasi multimedia— menyebabkan langkanya penggunaan
database dalam aplikasi multimedia. Macromedia Director sebagai software authoring
multimedia pada dasarnya tidak mendukung konektifitas dengan database. Datagrip
merupakan salah satu Xtras (ekstensi) dari Director yang mampu mengkoneksikan
Director dengan database.
Kata kunci: multimedia, database

Pendahuluan
Selama ini Director dengan bahasa script Lingo hanya mendukung
database dengan tipe linear lists atau property lists yang terbatas. Meskipun demikian
Director dapat dikoneksikan dengan database menggunakan Xtras yang dibuat oleh
pihak ketiga. Datagrip adalah salah satu Xtras yang menggunakan Microsoft Jet
Engine untuk berkomunikasi dengan Microsoft Access database. Tulisan berikut
menjelaskan implementasi Datagrip pada Director.
Pembahasan
Sebagai contoh kasus implementasi Datagrip pada Director berupa aplikasi
daftar kontak yang berguna untuk mengelola daftar kontak fotografer/ pelukis beserta
contoh karyanya. Langkah pertama adalah menyiapkan database dengan Microsoft
Acces yang berupa dua tabel yang berisi daftar kontak dan daftar nomor telpon.
Daftar telepon dipisahkan menjadi tabel tersendiri karena masing-masing fotografer/
pelukis mungkin saja memiliki beberapa nomor telepon (Gambar 1dan 2). Untuk data
seperti nama dan alamat menggunakan tipe data text, sementara untuk gambar dan
suara menggunakan tipe data OLE Object.

Selanjutnya menyiapkan interface pada Director (Gambar 3) yang terdiri dari
beberapa field untuk menampung database.
Gambar

Langkah berikutnya adalah membuka file database menggunakan fungsi
DGOpenDatabase pada Datagrip. Fungsi ini memerlukan satu parameter yaitu nama
database yang akan dibuka.
Set dbHandle = DGOpenDatabase("Tutor.mdb")
Pada script di atas, file database terletak pada direktori yang sama dengan
projector. Selain itu dapat juga dapat digunakan script untuk mengakses database
dalam jaringan dengan menyebutkan nama komputernya.
set dbHandle = DGOpenDatabase("\\FileServer\Tutor.mdb")
Langkah berikutnya, setelah membuka database, adalah membuat
recordset untuk membaca data dari database. Recordset dapat berisi semua record
dalam table atau beberapa record saja berdasarkan kriteria tertentu dengan SQL
query seperti pada script berikut.
set rsHandle = DGCreateRecordset("SELECT * FROM Contacts",
dbHandle)
Atau dapat dilakukan dengan cara lain untuk menyeleksi nomor telepon
dari ContactID tertentu, misalnya ContactID = “2”.
set queryStr = "SELECT * From PhoneNumbers Where ContactID="
& CurContact
set rsHandle = DGCreateRecordset(queryStr, dbHandle)
Gambar 3. Daftar nomor telepon untuk ContactID nomor 2
Setelah memiliki informasi yang dibutuhkan dari databse maka langkah
selanjutnya adalah menampilkannya pada stage. Pada layar utama terdapat delapan
field yang akan menampung data dari database. Nama field pada stage berhungan
dengan nama field pada database, seperti field untuk nama depan, nama belakang,
alamat, perusahaan, jabatan dan contoh karya. Nomor telelepon dan keterangan
ditampung dalam list box.
Terdapat beberapa pendekatan untuk menampilkan informasi pada stage,
yang salah satunya adalah dengan mengaitkan secara langsung antara cast member
pada Director dengan field pada database menggunakan fungsi DGRSBindField.
Pada fungsi DGRSBindField terdapat tiga parameter, yaitu pertama nama cast
member, kedua, field pada database, dan ketiga handle recordset.
DGRSBindField("FirstName_Field", "FirstName", rsHandle)
DGRSBindField("LastName_Field", "LastName", rsHandle)
DGRSBindField("Company_Field", "Company", rsHandle)
DGRSBindField("Title_Field", "Title", rsHandle)
Pendekatan lainnya –untuk menampilkan informasi pada stage—adalah
menggunakan DGRSGetFieldValue(). Hal ini dilakukan apabila data tersimpan pada
beberapa field yang berbeda dan ingin ditampilkan bersamaan. Sehingga data harus
diambil kemudian diubah menjadi string.
set txt = DGRSGetFieldValue("Address", rsHandle)
set the text of member "Address_Field" = txt
Kemudian langkah selanjutnya adalah menampilkan daftar nomor telepon
pada list box. Akan tetapi Director hanya hanya menyediakan list box sederhana
yang terdiri dari satu kolom. Untuk mengatasi hal ini maka dapat digunakan fungsi
Grip pada Datagrip yang mendukung multi-column list box. Pertama memanggil
fungsi DGCreateGrid untuk membuat grid, dan kemudian memanggil fungsi
DGGridAddField untuk tiap kolom yang akan ditampilkan. Selanjutnya fungsi
DGGridUpdate untuk mengisi data pada grid.
set gridHandle = DGCreateGrid("PhoneNum_Field", tmpRS)
DGGridAddField("Description", 13, gridHandle)
DGGridAddField("PhoneNumber", 14, gridHandle)
DGGridUpdate(gridHandle)
Berikutnya untuk menambah record dapat digunakan beberapa fungsi.
Misalnya fungsi DGRSAddNew untuk menambah record baru yang kosong, dan
DGRSEdit untuk mengedit record yang ada.
on CreateNewRecord
global rsHandle
if DGRSGetEditMode(rsHandle)=2 then
SaveCurrentData()
end if
DGRSAddNew(rsHandle)
end
Untuk membaca data dari field dapat digunakan fungsi
DGRSGetFieldValue, dan untuk memasukkan data ke dalam field digunakan fungsi
DGRSSetFieldValue. Selanjutnya untuk menyimpan record baru atau yang telah
diedit ke dalam database maka digunakan fungsi DGRSUpdate.
on SaveDBField fieldName
global rsHandle
DGRSSetFieldValue(FieldName, the text of member
(fieldName &
"_Field"),rsHandle)
end
Sampai saat ini hanya daftar kontak pertama yang terlihat. Untuk itu perlu
ditambahkan fungsi baru agar dapat melihat kontak lainnya, yaitu dengan nama
GoToNextRecord dan GoToPrevRecord.on GoToPrevRecord
global rsHandle
if DGRSGetEditMode(rsHandle) = 2 then
SaveCurrentData()
end if
DGRSMovePrev(rsHandle)
if DGRSIsBOF(rsHandle) then
DGRSMoveNext(rsHandle)
end if
end
Bagian berikutnya adalah menambah nomor telepon sebagai salah satu
fitur penting pada aplikasi ini.
set descStr = the text of member "tmpDesc_Field"
set NumStr = the text of member "tmpNum_Field"
set id = DGRSGetFieldValue("ContactID", rsHandle)
if id <> "#ERROR#" then
set tmpRS = DGCreateRecordset("SELECT * FROM PhoneNumbers Where
ContactID =" >>
&& id, dbHandle)
DGRSAddNew(tmpRS)
DGRSSetFieldValue("ContactID", id, tmpRS)
DGRSSetFieldValue("Description", descStr, tmpRS)
DGRSSetFieldValue("PhoneNumber", numStr, tmpRS)
DGRSUpdate(tmpRS)
DGRSClose(tmpRS)
end if

Kesimpulan
Dengan adanya Xtras Datagrip maka aplikasi multimedia menggunakan
Director dapat lebih fleksibel dalam pengelolaan kontennya. Datagrip mampu
menampilkan data dengan tipe teks, gambar maupun suara. Apabila terjadi
perubahan konten –seperti penambahan, pengurangan atau penyuntingan—maka
cukup diubah pada file database, dan tidak perlu mengubah aplikasi multimedia atau
tidak harus membangun dari awal lagi.

Daftar Pustaka

Amir F. Sofyan
Datagrip User Manual, Oregon, 1998
www.datagrip.com

Sistem Pencernaan

Proses mengubah makanan menjadi zat yang dimanfaatkan oleh tubuh merupakan proses ilmiah yang perlu kita ketahui. Dari pemahaman inilah kita nantinya diharapkan untuk lebih merawat dan mendeteksi kemungkinan adanya kelainan fungsi pencernaan kita.

Makanan

* Kita memerlukan makanan untuk :
- memperoleh energi
- pertumbuhan
- memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak
* Agar tubuh tetap sehat, makanan harus mengandung :

1. Karbohidrat atau zat tepung
- sumber energi
- makanan pokok : beras, jagung, terigu, kentang
2. Protein atau zat putih telur
- bahan pembangun tubuh
- lauk-pauk : daging, ikan, tahu, tempe, susu
3. Lemak
- sumber energi & cadangan energi
- daging, mentega, kacang-kacangan
4. Mineral
- pelindung & pengatur
- garam dapur, zat besi, pospor, yodium
5. Vitamin
- Tidak menghasilkan energi
- Mutlak harus ada
- Buah-buahan, sayuran, minyak ikan
6. Air
- Pelarut dalam tubuh
- Minuman & cairan dalam makanan

Sistem pencernaan
I. Saluran pencernaan
II. Kelenjar pencernaan

Anatomi
I. Saluran Cerna

1. Mulut
2. Pangkal kerongkongan ( faring )
3. Kerongkongan ( esofagus )
4. Lambung ( gaster )
5. Usus halus, terdiri atas :
a. usus 12 jari (duodenum)
b. usus tengah (jejenum)
c. usus penyerapan (ileum)
6. Usus besar, terdiri atas :
a. usus tebal (kolon)
b. poros usus ( rektum )
7. Anus

II. Kelenjar Pencernaan

1. Kelenjar ludah
2. Kelenjar getah lambung
3. Kelenjar hati

Kelenjar pankreas
Proses Pencernaan Mulut

* Terdapat Gigi, Lidah, Kelenjar ludah
* Gigi :
- Pencernaan mekanik
- Memotong dan menghaluskan makanan
* Lidah
- Alat pengecap makanan
- Membantu:
mencampur dan menempatkan makanan, menelan dan mendorong makanan ke dalam kerongkongan
* Kelenjar ludah :
o Cairan encer yang netral (pH 6,7)
o Terdiri dari :
- 99 % air
- Garam mineral : NaCl
- Mucin
- Enzym Ptialin : KH -> Maltosa

Pangkal Kerongkongan (Faring)

* ~ pipa (12-14 cm)
* Letak : di belakang mulut
* Terdapat refleks yang mencegah makanan masuk ke saluran nafas
bagian atas kerongkongan (esofagus)

Kerongkongan
Esofagus

* tabung (25 cm)
* Letak : di belakang saluran nafas/Trakea
* Makanan hanya “lewat”
* Terdapat otot polos, fungsi :
- Gerakan meremas dan mendorong makanan (Gerakan peristaltik)
- Mengontrol kecepatan perjalanan makanan

Lambung
Gaster

* ~ kantong, rongga perut kiri atas
* Terdiri dari : (dari atas ke bawah)
o Atas ( fundus )
o Tengah (korpus )
o Bawah ( pilorus )
* Di ujung lambung terdapat otot lingkar
- berbatasan dengan kerongkongan
- berbatasan dengan usus halus

Fungsi:

* Mencerna & meneruskan makanan
* Pada dinding lambung terdapat kelenjar yang menghasilkan getah lambung :
a. Selaput lendir lambung
->Melapisi mukosa lambung
b. Kelenjar : Enz. Pepsin & HCl, Renin
->Proses pencernaan protein
* Otot Lambung : Pengosongan lambung
->kecepatannya mempengaruhi lama kerja obat di lambung

a. Asam klorida ( HCl )
- Mengasamkan makanan
- Membunuh bakteri yang masuk bersama makanan
- Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin
b. Pepsin :
Mengubah protein menjadi pepton dan polipeptida
c. Renin :
Mengendapkan protein susu ( kasein ) dari air susu
d. Lendir :
Melindungi sel-sel di permukaan lambung terhadap kerusakan akibat kerja dari asam klorida.

Faktor Yang Mempengaruhi Keasaman Isi Lambung

* Jumlah pengeluaran asam lambung
* Jumlah makanan yang masuk & sifatnya
* Pergerakan otot (motilitas) lambung

Usus Halus
Anatomi Usus Halus
Permukaan dalam dinding usus halus
->tersusun dalam lipatan-lipatan/jonjot ( villi )
->memperluas permukaan untuk memperbanyak penyerapan & pengeluaran lendir

Villi Usus Halus

* pipa berotot (> 6 m)
* Pencernaan secara kimiawi
* Penyerapan makanan
* Terbagi atas:
A. Usus 12 jari ( duodenum )
B. Usus tengah ( jejenum )
C. Usus penyerap ( ileum )

A. Usus 12 jari ( duodenum )
bermuara 2 saluran :
1. Saluran getah pankreas
Getah pankreas berfungsi :
a. Mengubah:

* protein menjadi asam amino
* pati menjadi gula sederhana
* lemak menjadi asam lemak dan gliserol

b. Menetralkan keasaman makanan

2. Saluran empedu
- dihasilkan oleh sel hati
- ditampung di kantong empedu
- menghancurkan lemak (mengemulsi)

B. Usus tengah (jejenum)
- Tempat pencernaan terakhir
- Hasil pencernaan :
karbohidrat: monosakarida & disakarida
protein: asam amino
lemak: asam lemak & gliserol
- Vitamin dan mineral :
Tidak mengalami pencernaan langsung diserap

C. Usus Penyerap (Ileum)
- Sari makanan diserap
- Terdapat otot lingkar :
mencegah makanan kembali ke usus penyerap

Usus Besar

* ~ pipa berotot, diameter > usus halus
* Terbagi atas :
o Usus buntu (sekum) dan Umbai cacing (appendiks)
o Usus tebal (kolon) :
bagian naik
bagian datar
bagian turun
o Poros usus (rektum)
o Anus

Anatomi Usus Besar

* Air diserap kembali
* Gerakan > lambat, >kuat
* Peristaltik ( gerakan meremas dan mendorong makanan ) diakhiri kontraksi otot di dasar panggul
-> efek Buang Air Besar ( defekasi )
* Fungsi Appendiks : ?

Fisiologi usus Besar
Fungsi:

* Menyerap air
-> Pertukaran air : 5-6 liter/hari
* Mengubah sisa hasil pencernaan makanan dari usus halus -> kotoran padat
* Terdapat bakteri yang bekerja pada sisa makanan yang tidak diserap
* Perlu sellulosa >> (sayur, buah-buahan)
-> memadatkan sisa makanan

Organ Tambahan

* Hati
* Kandung Empedu
* Pankreas

Hati

Penyakit Dan Pengobatan
Penyakit Saluran Cerna:
Gejala:

* Nyeri
* Muntah darah (Hematemesis) dan Berak darah (Melena)
* Gangguan cerna
* Kembung
* Muntah
* Sembelit
* Diare Non Spesifik

Rabu, 12 Mei 2010

Sistem Saraf manusia


Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.

Gbr. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya


1. Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.

Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:

1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.

Gambar 2
Otak dilihat dari bawah menunjukkan saraf kranial

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.

Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.

a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.
b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.



2. Saraf Otonom

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.

Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.

Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

Tabel Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik

Simpatik

* mengecilkan pupil
* menstimulasi aliran ludah
* memperlambat denyut jantung
* membesarkan bronkus
* menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
* mengerutkan kantung kemih



* memperbesar pupil
* menghambat aliran ludah
* mempercepat denyut jantung
* mengecilkan bronkus
* menghambat sekresi kelenjar pencernaan
* menghambat kontraksi kandung kemih

Implementasi SIM dalam Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di MI Negeri Malang I

Sistem Informasi dan Manajemen merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pendidikan. Kedua komponen ini memiliki hubungan dalam membentuk karakteristik dunia pendidikan. Manajemen dalam menggambarkan hubungan kedua aspek tersebut, adalah pendidikan sebagai penggeraknya terhadap sistem informasi pendidikan, sedangkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) akan menjadi penentu kinerja pendidikan. SIM dapat dijadikan alternatif pilihan untuk meningkatkan kualitas madrasah dalam menyajikan aktivitasnya secara lebih cepat dan memiliki nilai tambah sehingga dunia pendidikan akan menghasilkan output yang memiliki daya jual yang tinggi.
Fokus penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pengembangan SIM, faktor pendukung, faktor penghambat, dan upaya mengatasi hambatan dalam mengimplementasikan SIM bagi MPMBS. Penelitian ini dilakukan di MI Negeri Malang I, yang telah mengembangkan SIM. SIM yang berbasis pada teknologi informasi telah menjadi salah satu alat untuk meningkatkan efisiensi aktivitas operasional lembaga pendidikan di MI Negeri Malang I.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan tanpa mengisolasi subjek penelitian dan dilakukan secara langsung di lapangan. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipasi, wawancara mendalam kepada informan dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan:
(1) Proses pengembangan SIM yang dilakukan di MI Negeri Malang I dilaksanakan secara paralel atau bersamaan dengan kegiatan lainnya, tahapan yang dilakukan yaitu:
(a) perencanaan (planning),
(b) pengorganisasian (organizing),
(c) pelaksanaan (actuating), dan
(d) pengawasan (controlling),
(2) Faktor pendukung dalam pelaksanaan proses pengembangan SIM terdiri atas:
(a) adanya dukungan dari seluruh jajaran pegawai, guru-guru, karyawan, dan siswa sampai dengan jajaran komite madrasah yang sangat perhatian dengan citra madrasah di luar lembaga,
(b) adanya pembinaan terhadap pegawai, guru-guru dan karyawan,
(c) bertambahnya sarana dan prasarana pendukung yang cukup memadai,
(d) adanya niat yang besar untuk selalu ingin belajar dan membenahi diri agar lebih baik lagi, baik dari Kepala Madrasah, Wakil Kepala Madrasah dan para koordinator bidang yang saling terkait dalam mendukung proses pengembangan SIM,

(3) Faktor penghambat dalam proses pengembangan SIM terdiri atas:
(a) terbatasnya sumber daya manusia (Brainware) yang terampil dalam pengelolaan sistem informasi,
(b) rendahnya kesadaran para pengelola sistem informasi dalam menyamakan komitmen kerja,
(c) fasilitas pendukung yang masih akan ditingkatkan kembali,
(d) ancaman dan gangguan terhadap sistem yang berasal dari dalam maupun luar lembaga MI Negeri Malang I,
(4) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam mengimplementasikan SIM untuk pengembangan MPMBS di MI Negeri Malang I, terdiri atas:
(a) perlu adanya pemahaman yang sama antara pihak manajemen dan pengelola sistem lembaga tentang pentingnya pelaksanaan SIM kepada seluruh warga madrasah termasuk guru dan siswa,
(b) melaksanakan pembinaan guna menambah pengetahuan teori dan keterampilan dalam pengelolaan sistem informasi yang tepat guna baik secara efektif dan efisien,
(c) meningkatkan kerjasama dengan lingkungan internal dan eksternal lembaga,
(d) memanfaatkan sarana dan prasarana pendukung dengan tepat guna,
(e) mengantisipasi ancaman dan gangguan terhadap sistem yang berasal dari dalam maupun dari luar lembaga MI Negeri Malang I.
Implikasi penelitian ini adalah:
(1) memperhatikan hasil penelitian sikap guru-guru dan karyawan terhadap SIM termasuk dalam kategori tinggi, tetapi sikap menerima terhadap SIM tergolong dalam kategori rendah, maka SIM yang ada sekarang perlu dikembangkan dan ditingkatkan dengan mendayagunakan segala perangkat sistem informasi yang tersedia untuk pengembangan SIM;
(2) mengingat sikap menerima terhadap SIM masih tergolong rendah, kiranya perlu ada peningkatan kreatifitas dalam pemanfaatan SIM berdasarkan kebutuhan efisiensi dan keefektifan untuk pengambilan keputusan berbasis data;
(3) pengembangan dan pemanfaatan SIM berdasarkan kebutuhan efisiensi dan keefektifan untuk pengambilan keputusan berbasis data dapat menjadi landasan bagi Desainer Sistem di MI Negeri Malang I untuk lebih termotivasi dalam mencoba hal-hal baru yang dapat meningkatkan mutu dan kualitas mereka yang pada akhirnya dapat melakukan inovasi-inovasi dalam pengembangan SIM.
Saran yang dapat disampaikan sebagai berikut: Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian, disarankan kepada:
(1) kepala madrasah beserta pegawai yang mendukung dalam proses pengembangan SIM di MI Negeri Malang I ini agar lebih meningkatkan kemampuan dalam mengadakan perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan proses pengembangan SIM di MI Negeri Malang I,
(2) Jurusan Administrasi Pendidikan diharapkan jurusan lebih banyak lagi mengkaji tentang proses pengembangan SIM khususnya bagi lembaga pendidikan formal sebagai pendalaman dalam ilmu manajemen pendidikan,
(3) Departemen Agama Kota Malang hendaknya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan masukan untuk memberikan dukungan terhadap madrasah yang telah menerapkan perbaikan mutu pendidikan melalui pelaksanaan proses pengembangan SIM, bentuk dukungan tersebut tidak harus dalam bentuk materi melainkan membantu mengawasi pelaksanaan proses pengembangan SIM pada suatu lembaga pendidikan sesuai dengan prosedur yang berlaku,
(4) Madrasah atau sekolah lainnya yang setingkat diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk merumuskan dan mengembangkan kebijakan manajemen mutu yang terkait dengan pendekatan teknologi informasi dan komunikasi,
(5) Peneliti lain hendaknya dapat mengembangkan penelitian ini dengan metode-metode kualitatif dan kuantitatif yang lainnya, sehingga dapat menambah dan mengembangkan kajian ilmiah yang ada…

Referensi : Thoifah 2009