Rabu, 12 Mei 2010

Implementasi SIM dalam Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah di MI Negeri Malang I

Sistem Informasi dan Manajemen merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pendidikan. Kedua komponen ini memiliki hubungan dalam membentuk karakteristik dunia pendidikan. Manajemen dalam menggambarkan hubungan kedua aspek tersebut, adalah pendidikan sebagai penggeraknya terhadap sistem informasi pendidikan, sedangkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) akan menjadi penentu kinerja pendidikan. SIM dapat dijadikan alternatif pilihan untuk meningkatkan kualitas madrasah dalam menyajikan aktivitasnya secara lebih cepat dan memiliki nilai tambah sehingga dunia pendidikan akan menghasilkan output yang memiliki daya jual yang tinggi.
Fokus penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pengembangan SIM, faktor pendukung, faktor penghambat, dan upaya mengatasi hambatan dalam mengimplementasikan SIM bagi MPMBS. Penelitian ini dilakukan di MI Negeri Malang I, yang telah mengembangkan SIM. SIM yang berbasis pada teknologi informasi telah menjadi salah satu alat untuk meningkatkan efisiensi aktivitas operasional lembaga pendidikan di MI Negeri Malang I.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan tanpa mengisolasi subjek penelitian dan dilakukan secara langsung di lapangan. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipasi, wawancara mendalam kepada informan dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan:
(1) Proses pengembangan SIM yang dilakukan di MI Negeri Malang I dilaksanakan secara paralel atau bersamaan dengan kegiatan lainnya, tahapan yang dilakukan yaitu:
(a) perencanaan (planning),
(b) pengorganisasian (organizing),
(c) pelaksanaan (actuating), dan
(d) pengawasan (controlling),
(2) Faktor pendukung dalam pelaksanaan proses pengembangan SIM terdiri atas:
(a) adanya dukungan dari seluruh jajaran pegawai, guru-guru, karyawan, dan siswa sampai dengan jajaran komite madrasah yang sangat perhatian dengan citra madrasah di luar lembaga,
(b) adanya pembinaan terhadap pegawai, guru-guru dan karyawan,
(c) bertambahnya sarana dan prasarana pendukung yang cukup memadai,
(d) adanya niat yang besar untuk selalu ingin belajar dan membenahi diri agar lebih baik lagi, baik dari Kepala Madrasah, Wakil Kepala Madrasah dan para koordinator bidang yang saling terkait dalam mendukung proses pengembangan SIM,

(3) Faktor penghambat dalam proses pengembangan SIM terdiri atas:
(a) terbatasnya sumber daya manusia (Brainware) yang terampil dalam pengelolaan sistem informasi,
(b) rendahnya kesadaran para pengelola sistem informasi dalam menyamakan komitmen kerja,
(c) fasilitas pendukung yang masih akan ditingkatkan kembali,
(d) ancaman dan gangguan terhadap sistem yang berasal dari dalam maupun luar lembaga MI Negeri Malang I,
(4) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam mengimplementasikan SIM untuk pengembangan MPMBS di MI Negeri Malang I, terdiri atas:
(a) perlu adanya pemahaman yang sama antara pihak manajemen dan pengelola sistem lembaga tentang pentingnya pelaksanaan SIM kepada seluruh warga madrasah termasuk guru dan siswa,
(b) melaksanakan pembinaan guna menambah pengetahuan teori dan keterampilan dalam pengelolaan sistem informasi yang tepat guna baik secara efektif dan efisien,
(c) meningkatkan kerjasama dengan lingkungan internal dan eksternal lembaga,
(d) memanfaatkan sarana dan prasarana pendukung dengan tepat guna,
(e) mengantisipasi ancaman dan gangguan terhadap sistem yang berasal dari dalam maupun dari luar lembaga MI Negeri Malang I.
Implikasi penelitian ini adalah:
(1) memperhatikan hasil penelitian sikap guru-guru dan karyawan terhadap SIM termasuk dalam kategori tinggi, tetapi sikap menerima terhadap SIM tergolong dalam kategori rendah, maka SIM yang ada sekarang perlu dikembangkan dan ditingkatkan dengan mendayagunakan segala perangkat sistem informasi yang tersedia untuk pengembangan SIM;
(2) mengingat sikap menerima terhadap SIM masih tergolong rendah, kiranya perlu ada peningkatan kreatifitas dalam pemanfaatan SIM berdasarkan kebutuhan efisiensi dan keefektifan untuk pengambilan keputusan berbasis data;
(3) pengembangan dan pemanfaatan SIM berdasarkan kebutuhan efisiensi dan keefektifan untuk pengambilan keputusan berbasis data dapat menjadi landasan bagi Desainer Sistem di MI Negeri Malang I untuk lebih termotivasi dalam mencoba hal-hal baru yang dapat meningkatkan mutu dan kualitas mereka yang pada akhirnya dapat melakukan inovasi-inovasi dalam pengembangan SIM.
Saran yang dapat disampaikan sebagai berikut: Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian, disarankan kepada:
(1) kepala madrasah beserta pegawai yang mendukung dalam proses pengembangan SIM di MI Negeri Malang I ini agar lebih meningkatkan kemampuan dalam mengadakan perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan proses pengembangan SIM di MI Negeri Malang I,
(2) Jurusan Administrasi Pendidikan diharapkan jurusan lebih banyak lagi mengkaji tentang proses pengembangan SIM khususnya bagi lembaga pendidikan formal sebagai pendalaman dalam ilmu manajemen pendidikan,
(3) Departemen Agama Kota Malang hendaknya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan masukan untuk memberikan dukungan terhadap madrasah yang telah menerapkan perbaikan mutu pendidikan melalui pelaksanaan proses pengembangan SIM, bentuk dukungan tersebut tidak harus dalam bentuk materi melainkan membantu mengawasi pelaksanaan proses pengembangan SIM pada suatu lembaga pendidikan sesuai dengan prosedur yang berlaku,
(4) Madrasah atau sekolah lainnya yang setingkat diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk merumuskan dan mengembangkan kebijakan manajemen mutu yang terkait dengan pendekatan teknologi informasi dan komunikasi,
(5) Peneliti lain hendaknya dapat mengembangkan penelitian ini dengan metode-metode kualitatif dan kuantitatif yang lainnya, sehingga dapat menambah dan mengembangkan kajian ilmiah yang ada…

Referensi : Thoifah 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar