ABSTRAK
Penggunaan sistem presensi dengan menggunakan sistem biometric fingerprint akan mengurangi masalah masalah yang ditimbulkan oleh penggunaan sistem presensi manual. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui skala prioritas faktor-faktor dominan yang menyebabkan keberhasilan implementasi sistem presensi dengan biometric fingerprint dan mengetahui human factor yang mempengaruhi implementasi sistem presensi dengan biometric fingerprint. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan survei. Dalam penelitian menggunakan tiga kriteria pengukuran yaitu COBIT framework, Biometric performance factor, Usability. Hasil dari penelitian ini yaitu temuan apakah sistem presensi dengan biometric fingerprint telah diimplementasikan sesuai dengan standarisasi COBIT dan human factor yang paling mempengaruhi implementasi sistem presensi dengan biometric fingerprint. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kematangan beberapa proses COBIT yang digunakan yaitu PO5, PO8, AI1, DS3,DS4, DS7, dan M1 berada pada level 3 yaitu defined. Pada tahap ini prosedur-prosedur penggunaan sistem presensi dengan biometric fingerprint telah terdokumentasi dan terstandarisasi. Namun pada pelaksanaannya hanya sebagai formalitas dari praktekpraktek yang ada. Human faktor yang paling dominan dari faktor biometric performance yaitu user motivation dan instruksi penggunaan sistem, sedangkan dari faktor usability yaitu kecepatan waktu penggunaan sistem.
Kata Kunci: biometric fingerprint, sistem presensi, COBIT framework, human factor, Biometric performance
factor.
1. LATAR BELAKANG
Penggunaan sistem presensi dengan menggunakan sistem biometric fingerprint akan
mengurangi masalah masalah yang ditimbulkan oleh penggunaan sistem presensi manual. Pada sistem presensi dengan biometric fingerprint tingkat kecurangan yang sering terjadi seperti manipulasi data dan penitipan presensi akan dapat dikurangi. Kurangnya pengawasan dalam penggunaan sistem presensi fingerprint dapat mempengaruhi tingkat efektifitas dari laporan yang dihasilkan. Adanya informasi yang tidak akurat dapat menjadi salah satu indikator bahwa sistem presensi dengan biometric
fingerprint belum terimplementasi dengan baik.
1.1. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang, maka pokok masalah yang akan diteliti adalah :
a. Bagaimana evaluasi implementasi sistem presensi dengan biometric fingerprint ?
b. Apa saja human factor yang menyebabkan keberhasilan implementasi sistem presensi dengan biometric fingerprint ?
1.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui skala prioritas faktor-faktor dominan yang menyebabkan keberhasilan
implementasi sistem presensi dengan biometric fingerprint
b. Mengetahui human factor yang mempengatuhi implementasi sistem presensi dengan biometric fingerprint
2. TINJAUAN PUSTAKA
Hasil penelitian moody ( 2004, h. 756) mengenai persepsi publik terhadap perangkat biometric menunjukkan 58% dari jumlah responden, dapat menerima implementasi perangkat biometric di kantor. Namun 41 % merasa tidak nyaman jika menggunakan iris scan dan 47 % untuk penggunaan retina scan. Usability dan penerimaan dari implementasi perangkat biometric juga dapat dilihat dari tingkat keamanan penggunaan perangkat biometric. Penelitian yang dilakukan Heckel, Patrick, dan Ozok
(2007) mengenai persepsi dan penerimaan user terhadap implementasi technology biometric fingerprint menunjukkan hanya 21% dari jumlah responden yang merasakan manfaat dalam implementasi biometric fingerprint Faktor yang mempengaruhi peningkatan
usability dari perangkat biometric antara lain sensor yang digunakan lebih reliable dan didesain dengan menggunakan karakteristik ergonomik. Namun tingkat keakuratan data yang dihasilkan oleh perangkat biometric masih kurang. Penelitian yang dilakukan Coventry menemukan 13 % tingkat kesalahan penggunaan fingerprint dialami oleh wanita yang sudah tua.
Pada penelitian ini akan melakukan penelitian mengenai evaluasi implementasi penggunaan perangkat biometric fingerprint menggunakan guideline biometric control dari COBIT. Penelitian ini juga melakukan survey untuk mengetahui apakah human factor mempengaruhi implementasi perangkat biometric. Human factor yang diamati
dalam penelitian ini dilihat dari usability dan biometric performance.
2.1. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, maka diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
a. Apakah implementasi sistem presensi dengan biometric fingerprint sesuai dengan standart COBIT framework ?
b. Apakah human factor yang menyebabkan keberhasilan implementasi sistem presensi
dengan biometric fingerprint ?
3. LANDASAN TEORI
3.1. Audit Teknologi Informasi
Audit teknologi informasi berfokus pada berbagai aspek berbasis komputer dalam sistem
informasi perusahaan. Audit ini meliput penilaian implementasi, operasi dan pengendalian berbagai sumber daya komputer yang tepat. Sistem informasi modern menggunakan teknologi informasi, audit teknologi informasi merupakan komponen penting
dalam semua audit eksternal dan internal.
3.2. COBIT Framework
COBIT adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT governances yang dapat
membantu auditor, pengguna, dan manajemen,untuk menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah yang dapat membantu dalam identifikasi IT control issues. COBIT berguna bagi para penggunan TI karena
memperoleh keyakinan atas kehandalan sistem aplikasi yang dipergunakan. Para manajer memperoleh manfaat dalam keputusan investasi di bidang teknologi informasi
serta infrastrukturnya, menyusun rencana strategik, menentukan information architecture, dan keputusan atas procurement mesin. Secara lengkapnya produk
COBIT terdiri dari: executive summary, framework, control objectives, audit guidelines, implementatiton tool set, serta management guidelines.
Sumber daya teknologi informasi merupakan suatu elemen yang sangat disoroti COBIT, termasuk pemenuhan kebutuhan bisnis terhadap efektifitas, efesiensi, kerahasiaan, keterpaduan, ketersediaan, kepatuhan kepada kebijakan dan kehandalan
informasi.
3.3. Biometric Fingerprint
Biometric (berasal dari bahasa Yunani bios yang artinya hidup dan metron yang artinya mengukur) adalah studi tentang metode otomatis untuk mengenali manusia berdasarkan satu atau lebih bagian tubuh manusia atau kelakuan dari manusia itu
sendiri. Sistem biometric adalah sistem yang menggunakan karakteristik physiological dan/atau tingkah laku (behavioral) dari manusia untuk sistem autentikasi seperti sistem verifikasi dan identifikasi. Ada empat persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadikan karakteristik di atas menjadi biometric yaitu:
a. Universality yaitu karakteristik tersebut harus bersifat universal dalam arti berlaku secara menyeluruh.
b. Distinctiveness yaitu karakteristik tersebut harus cukup mampu membedakan antara satu personal dengan personal yang lainnya,
c. Permanence yaitu karakteristik tersebut tidak cepat berubah dalam suatu periode waktu yang lama,
d. Collectability yaitu karakterisitik tersebut harus dapat diukur secara kuantitatif
Fingerprint adalah gurat-gurat yang terdapat di kulit ujung jari.
Fungsinya adalah untuk memberi gaya gesek lebih besar agar jari dapat memegang benda-benda lebih erat. Sidik jari dapat digunakan sebagai sarana pengamanan dalam melakukan akses
ke komputer karena sidik jari mempunyai ciri yang unik, setiap manusia memilikinya, dan selalu ada perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Hal ini mulai dilakukan pada akhir abad ke-19. Sidik jari manusia biasanya diklasifikasikan berdasarkan
Henry System:
a. Loop kiri
c. Loop kanan
d. Arch
e. Tented arch
f. Whorl
Sensor sidik jari akan menangkap kontur kulit jari. Kontur jari adalah hal yang sangat penting karena bias menghindari kecurangan pemalsuan dengan menggunakan foto copy sidik jari, dengan karet, atau cetakan yang lain. Untuk keperluan keamanan sidik jari pada awalnya dibuatkan dengan menggunakan alat seperti sinar optic, scanner atau yang lain.
4. METODA PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan survei. Alat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah guideline biometric control yang sesuai dengan prosedur standar COBIT (Control Objectives for Information and related Technology). Dalam penelitian menggunakan tiga kriteria pengukuran yaitu: COBIT framework, usability, biometric performance. Metode pengukuran yang akan dipakai dalam kuesioner dengan metode Skala Likert. Sampel yang digunakan karyawan AMIKOM Yogyakarta yang
menggunakan sistem presensi fingerprint sebagai obyek penelitian. Setelah item-item kuesioner diidentifikasikan maka akan dilakukan uji reliabilitas dari keseluruhan instrument. Untuk mengukur validitas digunakan korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Karl Person. Item-item tersebut dinyatakan valid, apabila skor item yang diperoleh berkorelasi positif dengan skor total item.
5. HASIL PENELITIAN
Responden pada penelitian ini berjumlah total 54 orang. Responden untuk level manajer berjumlah 6 orang. Setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas tidak semua ítem-item pernyataan pada kuesioner dapat digunakan. Jumlah ítem usability yang digunakan berdasarkan uji validitas dan análisis faktor sebanyak 20 item. Jumlah ítem-item biometric performance yang digunakan setelah uji
validitas sebanyak 15 item. Jumlah ítem-item IT governance yang digunakan setelah uji validitas sebanyak 36 item. Terdapat 36% pengaruh usability terhadap biometric performance, sedangkan 64% dipengaruhi\ oleh faktor-faktor lain diluar model regresi. Korelasi antara variable usability dan biometric performance menunjukkan angka sebesar 0.596. Angka tersebut menunjukkan adanya korelasi yang kuat dan searah.
Dalam penelitian ini item pertanyaan yang digunakan berdasarkan faktor yang sudah ada akan dianalisis ulang menggunakan analisis faktor sehingga akan menghasilkan faktor-faktor yang baru.
Faktor-faktor usability yang mempengaruhi implementasi sistem presensi dengan biometric fingerprint antara lain: kecepatan waktu presensi, kemudahan pemakaian, kemudahan dipelajari dan kelengkapan, ketepatan sistem, kepuasan pengguna, dan kehandalan sistem.
Faktor-faktor biometric performance yang mempengaruhi implementasi sistem presensi dengan biometric fingerprint antara lain: motivasi pengguna dan intruksi, user physiology dan sensor dan template ageing. Tingkat kematangan beberapa proses COBIT
yang digunakan yaitu PO5, PO8, AI1, DS3,DS4, DS7, dan M1 berada pada level 3 yaitu defined. Pada tahap ini prosedur-prosedur penggunaan sistem presensi dengan biometric fingerprint telah terdokumentasi dan terstandarisasi. Namun pada pelaksanaannya hanya sebagai formalitas dari praktek-praktek yang ada. Tingkat kematangan untuk proses PO3 dan ME 3 berada pada level 2 yaitu repeatable. Pada level 2 proses-proses telah dilakukan sampai tahap dimana untuk prosedur yang sama dilakukan oleh orang yang berbeda dalam mengerjakan tugas yang sama.
6. KESIMPULAN
Hasil dari analisis regresi dan korelasi antara faktor usability dan biometric performance, faktor usability mempengaruhi faktor biometric performance sebesar 36%, sedangkan 64% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain. Implementasi sistem presensi dengan biometric fingerprint telah diimplementasikan sesuai dengan standarisasi COBIT. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kematangan beberapa proses COBIT yang
digunakan yaitu PO5, PO8, AI1, DS3,DS4, DS7, dan M1 berada pada level 3 yaitu defined. Pada tahap ini prosedur-prosedur penggunaan sistem presensi dengan biometric fingerprint telah terdokumentasi dan terstandarisasi. Namun pada
pelaksanaannya hanya sebagai formalitas dari praktek-praktek yang ada. Tingkat kematangan untuk proses PO3 dan ME 3 berada pada level 2 yaitu repeatable. Pada level 2 proses-proses telah dilakukan sampai tahap dimana untuk prosedur yang sama dilakukan oleh orang yang berbeda dalam mengerjakan tugas yang sama. Human factor yang menyebabkan keberhasilan implementasi sistem presensi dengan biometric
fingerprint dikelompokkan menjadi dua faktor yaitu usability dan biometric fingerprint. Human faktor yang paling dominan dari faktor biometric performance yaitu user motivation dan instruksi penggunaan sistem, sedangkan dari faktor usability yaitu efisiensi dan efektisifitas.
PUSTAKA
Ashbourn, Julian. 2005. The Social Implications of the Wide Scale Implementation of Biometric and Related Technologies. Paper for the Institute of Prospective Technological Studies, European Commeision. COBIT Steering Committee and the IT Governance Institute. 2004. COBIT 4.1. USA: IT Governance Institute. Gondodiyoto, Sanyoto. 2007. Audit sistem informasi + pendekatan COBIT. Jakarta: Mitra Wacana
Media. Heckle,R.R; Patrick, A; Ozok, A. 2007. Perception and Acceptance of Fingerprint Biometric Technology. Proceeding of the Symposium on Usable Privacy and Security. Canada: National Research Council of Canada http://en.wikipedia.org/wiki/Fingerprint diakses tanggal 3 september 2008 Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi, terima kasih Angraini.
Kamis, 08 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar